Pengertian Teori Abiogenesis dan Teori Biogenesis

Hai.., kali ini postingan saya akan membahas tentang sejarah 'perseteruan' antara teori Abiogenesis dan Teori Biogenesis. Perdebatan ilmiah ini pada akhirnya akan mengarah ke teori evolusi,

“The Origin of Species” adalah sebuah buku yang diterbitkan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Buku ini berdampak besar terhadap cara berpikir dunia barat. 

“The Origin of Spesies” menjelaskan bahwa semua makhluk hidup di bumi ini merupakan hasil keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi. Pernyataan ini dikenal dengan Teori
Evolusi. Gambar di samping menunjukkan perbandingan anatomi seekor mamalia terhadap mamalia yang lain.

Evolusi di permukaan bumi diawali dengan adanya asal-usul kehidupan di muka bumi ini. Beberapa ilmuwan maupun ahli yang mengemukakan pendapat atau argumentasi tentang asal-usul kehidupan ini, di antaranya Archbishop Usser (1650 SM) dan Armagh (Inggris) yang menyimpulkan bahwa bumi dan kehidupan di dalamnya diciptakan oleh Tuhan pada waktu yang telah ditentukan (Teori Penciptaan). 

Adapun Teori Cosmozoa mengatakan bahwa kehidupan di bumi berasal dari ruang angkasa. Hal
ini dapat diamati pada banyaknya molekul organik, seperti sianogen maupun asam hidrosianida yang ditemukan di bumi. 

Pada akhir abad ke-17, seorang ilmuwan IPA berkebangsaanBelanda yaitu Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) mengemukakan teori asal-usul kehidupan yang dikenal dengan Teori Abiogenesis (kehidupan berasal dari benda mati). Teori ini sama halnya dengan Teori Generatio Spontanea (Abiogenesis) dari Aristoteles (384–322 SM). 

Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh seorang ahli IPA Francisco Redi (1616–1628)
melalui percobaannya yang terkenal dengan dua toples yangmasing-masing berisi daging, dan salah satu toples ditutup rapat. Hasil dari percobaan ini ternyata dapat menyanggah Teori Abiogenesis dengan kesimpulannya (Teori Biogenesis) bahwa kehidupan berasal dari benda hidup bukan benda mati. 

Teori ini kemudian diperkuat oleh Lazzaro Spallanzani (1729–1799) yang melakukan eksperimen dengan tiga buah tabung yang berisi air kaldu. Tabung pertama dibiarkan terbuka, sedangkan tabung
kedua dan ketiga dipanasi sampai mendidih selama 15 menit. Pada tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka, sedangkan tabung ketiga ditutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiarkan selama tujuh hari, air kaldu yang tutupnya terbuka menjadi keruhpenuh dengan bakteri, sedang air kaldu yang tertutup keadaannya masih seperti semula.

Berdasarkan eksperimen L. Spallanzani, ternyata ada kelemahannya yaitu dengan tertutupnya tabung, maka hal tersebut menutup kemungkinan adanya gaya yang masuk untuk hidup.

Untuk itu, Louis Pasteur (1822–1895) seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari Prancis mengadakan riset dengan mengganti tabung yang tertutup tersebut dengan pipa panjang berlekuk
(seperti leher angsa) yang terbuka atau dapat berhubungan dengan udara luar. Hal ini diperkirakan jika ada bakteri tidak akan dapat masuk ke dalam tabung karena tertahan dalam leher angsa
tersebut. 

Berdasarkan hasil ini, berakhirlah Teori Abiogenesis dan digantikan Teori Biogenesis dengan pernyataannya yang terkenal omne vivum ex ovo omne ovum ex vivo (kehidupan berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup).

Berdasarkan hasil eksperimen Louis Pasteur yang berhasil menumbangkan Teori Abiogenesis itu, kemudian ahli biokimia Rusia Oparin (1929) dan ahli kimia Amerika Harold Urey (1893) mengemukakan tentang Teori Urey dan Teori Oparin. Teori tersebut menyatakan bahwa kehidupan berawal dari atmosfer yang kemudian berkembang menjadi berbagai makhluk hidup seperti sekarang
ini.

Untuk membuktikannya, Stanley Miller (1953) mahasiswa dari Universitas Chicago, membuat serangkaian alat percobaan dengan tabung kaca yang diatur pemasukan gas-gas CH4, NH3,
H2, dan H2O. Alat tersebut dilengkapi dengan elektrode-elektrode bersumber listrik, yang berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api sekaligus sebagai pencampur dari gas-gas tadi. Hasil dari loncatan bunga api yang bertegangan tinggi membentuk satu senyawa kimia yaitu asam amino.

Atmosfer bumi kita kaya akan zat-zat kimia seperti CH4 (metana), NH3 (amoniak), dan hidrogen. Zat-zat kimia tersebut bersama air dalam bentuk uap air akan mengadakan reaksi dengan sinar-sinar kosmis dan loncatan-loncatan listrik alam membentuk protein, yang merupakan komponen dasar makhlukhidup.

Berdasarkan beberapa teori yang mengemukakan tentang asal-usul kehidupan tersebut, menjadikan pengetahuan awal dalam membuka ragam kehidupan yang ada sampai saat sekarang ini. Setelah itu, banyak ilmuwanilmuwan yang menyelidiki lebih lanjut tentang keanekaragaman makhluk hidup
di bumi ini. Dengan kata lain, pengetahuan evolusi menjadi perhatian serta bahan penyelidikan yang menarik.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »